Berita

PUSTARHUT TINGKATKAN KAPASITAS PENGELOLAAN MANGROVE BERKELANJUTAN UNTUK PENGUATAN PERUMUSAN DAN PENERAPAN STANDAR PENGELOLAAN MANGROVE

(Pustarhut. Cirebon, Sabtu, 6 Agustus 2022) Dalam rangka mendukung pengelolaan mangrove sebagai salah satu upaya mitigasi perubahan iklim, Pusat Standardisasi Instrumen Pengelolaan Hutan Berkelanjutan (Pustarhut) menyelenggarakan kegiatan peningkatan kapasitas pengelolaan mangrove. Acara ini dilaksanakan dengan melibatkan para pemangku kepentingan pengelolaan mangrove di kawasan Zona Mangrove Kasih Sayang, Desa Mundu Pesisir, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat.

rehabilitasi mangrove
Zona Mangrove Kasih Sayang, Desa Mundu Pesisir.

Sebagaimana diketahui, Indonesia memiliki luasan mangrove terbesar di dunia, yaitu sekitar 3,3 juta hektar. Selain kaya akan biodiversitas, mangrove dapat menyerap karbon yaitu 4-5 kali dari tanaman biasa. Tentunya hal ini dapat menjadi alternatif yang potensial untuk mendukung percepatan target penurunan emisi GRK di Indonesia,” tutur Wening Sri Wulandari,  Kepala Pustarhut saat membuka kegiatan (05/08/22).

Wening Sri Wulandari – Kepala Pustarhut, pada pembukaan kegiatan peningkatan kapasitas pengelolaan mangrove.

Disampaikannya bahwa kegiatan ini sangat penting untuk penguatan pemahaman pentingnya kelestarian mangrove, penguatan sinergi, sekaligus sebagai ajang pembelajaran best practices dalam pengelolaan mangrove lestari dan pemanfaatan mangrove. “Best practices tersebut dapat menjadi input penting untuk bahan penyusunan standar pengelolaan mangrove . Ini juga menjadi strategi agar standar yang disusun dapat diterapkan dengan tepat,” ujar Wening optimis.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Cirebon,  Abraham Mohamad, juga menyebutkan peran penting mangrove antara lain yaitu mendukung pembangunan daerah yang berwawasan lingkungan secara berkelanjutan, konservasi ekologis, mendukung pembangunan ekonomi khususnya kesejahteraan masyarakat, serta pembangunan administrasi.

Abraham Mohamad (baju hitam) – Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Cirebon.

Mangrove banyak sekali manfaatnya, tidak hanya mengantisipasi pasang surut ombak agar tidak banjir rob, juga dapat mengatasi permasalahan ekonomi, sosial dan politis,” lanjutnya.

Sementara itu Ketua KTH Dharma Muda, Nusrin juga turut berbagi pengalaman merintis penanaman mangrove yang dijalaninya sejak tahun 2010. “Bermula dari menanam 800 batang mangrove dan yang berhasil hidup bahkan kurang dari 1%, kami terus berupaya untuk belajar menanam mangrove yang tepat. Saat ini baru terdapat 10 jenis tanaman yang berhasil dikembangkan di kawasan ini, antara lain yaitu jenis Rhizopora, Sonneratia dan Avicennia,” jelasnya.

Nusrin – Ketua KTH Dharma Muda.

Selain itu, ia juga menyampaikan komitmennya untuk terus melakukan pengayaan jenis tanaman mangrove dan cita-citanya untuk  pengembangan pemanfaatan wisata mangrove yang lebih luas seperti wisata alam dan penyediaan bahan pangan, dengan dukungan pihak-pihak terkait.

Melalui kegiatan ini, seluruh jajaran mendapatkan informasi dan referensi yang lengkap, sekaligus dapat melihat secara langsung pengelolaan mangrove ditingkat tapak, mengenal jenis-jenis mangrove, manfaat keberadaan mangrove bagi lingkungan dan masyarakat, pemanfaatan produk samping sylvofishery menjadi produk bernilai tambah tinggi, dan sekaligus berdialog dengan pemerhati mangrove tentang tantangan dan kegigihan dalam rehabilitasi mangrove.

Kegiatan ini selain diikuti oleh jajaran dan pegawai Pustarhut, juga diikuti oleh KTH Dharma Muda, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Cirebon, Kepala Desa Mundu Pesisir, para pejabat fungsional penyuluh kehutanan CDK VIII, analis RHL, pengawas mutu hasil kehutanan,  dan pengelola budidaya.

Penanggung Jawab Berita: Dr. Wening Sri Wulandari – Kepala Pustarhut
Kontributor berita: Mamay Maisaroh, S.Hut., M.Si – Pranata Humas Ahli Muda